Recent Posts

Monday, June 11, 2012

Mahatir Rizki, Korban 'Pencucian Otak' Mengaku Sudah Hidup Tenang

Your browser does not support iframes.

placeholder



Malang -
Keberadaan Mahatir Rizki (19), satu dari sembilan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diduga menjadi korban kelompok pencucian otak masih misterius.

Namun mendadak, mahasiswa semester II jurusan IT menghubungi keluarganya yang tinggal di tempat asalnya, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (19/4/2011), malam.

Kabar tersebut diungkapkan Ismed Jayadi (35), paman korban. Ismed menyatakan jika anak kedua dari empat bersaudara itu, sudah menghubungi keluarga untuk mengabarkan keadaannya.

“Rizki tadi telepon bapaknya setelah media ramai-ramai memberitakan hilangnya dia,” beber Ismed kepada detiksurabaya.com.

Dalam kontak yang diterima Abdul Mutholib (45), ayah Rizki, itu, diketahui korban mengaku malu atas santernya pemberitaan di media, dan meminta keluarga tak perlu lagi mengkhawatirkan dirinya.

“Katanya malu mas, diekspos media. Begitu yang disampaikan kepada bapaknya,”
ujar Ismed.

Dia menambahkan, pembincangan berjalan singkat, sekitar sepuluh menit. Keluarga juga meminta Rizki untuk kembali pulang, dan kembali ke bangku kuliah.

Namun, permintaan sang ayah itu ditolak. Rizki mengaku dirinya telah hidup tenang di sebuah tempat yang dirahasiakan.

“Ngakunya dia tengah berada di negara sendiri, dan hidup tenang. Karena itu tidak mau pulang,” tambah Ismed.

Kabar dugaan pencucian otak yang memakan 10 mahasiswa, 9 diantaranya mahasiswa UMM memang membuat heboh. Apalagi masih ada satu mahasiswa yang belum diketahui keberadaannya, yaitu Mahatir Rizki.
 
Keluarga Rizki pun sudah berusaha melakukan pencarian. Bahkan Ismed sudah sejak tanggal 12 April 2011 berada di Kota Malang untuk mencari keponakannya yang hilang sejak akhir Maret 2011 lalu.

Sebelumnya diberitakan, 10 mahasiswa di Kota Malang diduga kuat sudah menjadi korban pencucian otak. Mereka diberikan pemahaman jika Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu kafir.

Dari informasi yang dihimpun, ke-10 korban terdiri dari, 9 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan 1 Mahasiswa Universitas Brawijaya (Unibraw). Namun Unibraw masih belum bisa memastikan satu mahasiswi yang disebut-sebut tersebut berasal dari kampusnya.

Doktrin ideologi itu diberikan para pelaku ke para korban melalui diskusi kecil yang digelar di sebuah mal di jantung Kota Malang.

Tak hanya itu para korban juga diminta menyerahkan uang Rp 10 juta dengan dalih biaya pembaitan di Jakarta oleh kelompok yang masih dalam penyelidikan tersebut.

Pihak Unibraw juga belum dapat memastikan apakah mahasiswianya ikut menjadi korban pencucian otak yang dilakukan oleh seseorang yang mengaku bernama Fikri alias Feri alias Dani asal Cilacap dan Adam alias Muhayyin Kabupaten Lampung.

(gik/gik)



Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Baca Juga:

  • Polda Jatim Kawal Kasus Dugaan ‘Cuci Otak’ 10 Mahasiswa Malang
  • Polisi Selidiki Dugaan ‘Cuci Otak’ 10 Mahasiswa Malang
  • Unibraw Belum Tahu Apakah Mahasiswinya Ikut Jadi Korban ‘Cuci Otak’
  • 8 Mahasiswa UMM Korban ‘Cuci Otak’ Diberi Terapi Pemulihan
  • Satu Mahasiswa UMM Korban ‘Cuci Otak’ Belum Diketahui Keberadaannya
  • UMM Pastikan Mahasiswanya Kena Tipu, Bukan Korban Cuci Otak

1x1


bannerpromo allproperty bukukuning 280x125

Sumber:http://feedproxy.google.com/~r/detik/Zgvz/~3/CaT5SjwRXDI/mahatir-rizki-korban-pencucian-otak-mengaku-sudah-hidup-tenang

No comments:

Post a Comment