Recent Posts

Monday, May 7, 2012

Kembung Betelok Langka dari Bangka

Your browser does not support iframes.


placeholder


Foto: Bondan Winarno

Jakarta

Hidangan tradisional ini benar-benar sudah sangat langka dan hampir punah di Pulau Bangka. Padahal, di masa lalu, ini adalah sajian kebanggaan yang wajib hadir pada perhelatan besar.

Kembung Betelok adalah dialek lokal untuk menyebut “ikan kembung bertelur”. Lalu, apa istimewanya ikan kembung yang bertelur? Karena ikan kembung berukuran kecil, bukankah telurnya pun hanya berukuran ala kadarnya?

Ikan kembung bertelur ternyata hanya penamaan belaka. Sekilas, bila melihat penyajiannya, memang kelihatan seperti ikan kembung goreng dengan bagian telur alaminya menonjol keluar. Ternyata, setelah digigit, barulah kita sadar bahwa itu bukanlah telur ikan, melainkan daging ikan yang telah dihaluskan dan dibumbui.

Kembung betelok sebenarnya adalah ikan kembung utuh yang dikeluarkan duri, tulang, dan dagingnya secara berhati-hati. Kemudian, daging ikannya dihaluskan, dicampur dengan bumbu-bumbu, kocokan telur ayam, dan santan kental, kemudian dimasukkan kembali secara berhati-hati pula ke dalam “jaket” kulit ikannya sendiri, sehingga kembali membentuk sebagai seekor ikan kembung yang utuh. Ikan “palsu” ini kemudian digoreng, dan disajikan dengan sambal blacan (trasi).

Tentu saja, ikan kembung yang gurih menjadi semakin gurih karena ditambahi dengan bumbu, santan, dan telur ayam. Enaknya lagi, ikan ini sekarang tanpa duri dan tulang. Setelah kepala dan ekornya dipotong – yang semula berfungsi sebagai hiasan kembung betelok kemudian dapat disantap tanpa mempedulikan duri maupun tulang.

Di Bangka, kembung betelok biasanya disajikan dengan sambal blacan yang sungguh istimewa. Trasinya adalah trasi Toboali yang terkenal kualitasnya. Sambalnya hanya dibuat dari cabe merah, bawang putih, dan trasi. Dimakan dengan nasi hangat saja sudah enak, apalagi sebagai cocolan ikan kembung bertelur ini.

Setidaknya ada dua kuliner pusaka serupa dari dua daerah lain di Indonesia. Yang pertama adalah sate bandeng dari Banten, dan yang kedua adalah otak-otak bandeng dari Surabaya dan Gresik. Kedua hidangan yang disebut ini sama-sama dibuat dari ikan bandeng. Daging dan tulangnya dikeluarkan dengan hati-hati, agar kulitnya tetap utuh dan tidak rusak. Daging bandeng kemudian dihaluskan, dicampur bumbu-bumbu, dan kemudian dimasukkan kembali ke dalam kulit bandeng.

Beda sate bandeng dan otak-otak bandeng terletak pada bumbunya. Otak-otak bandeng lebih gurih karena bumbunya lebih intens, dan kemudian digoreng. Sedangkan sate bandeng dilumuri lagi bagian luarnya dengan adonan isi, kemudian dibakar atau dipanggang.

Untungnya, baik sate bandeng di Banten maupun otak-otak bandeng di Jawa Timur masih cukup populer sebagai sajian-sajian di acara khusus. Bahkan, keduanya pun populer sebagai buah tangan yang banyak diperdagangkan. Di Bangka, sayangnya, kembung betelok sudah sangat sulit dicari.

Sekalipun sudah semakin sulit mencari sajian yang istimewa ini, sebuah cafe di pusat Kota Pangkalpinang ternyata masih menyajikannya sebagai hidangan kebanggaan mereka. Cafe Piti Pitipo di sisi alun-alun Pangkalpinang yang populer dengan ayam gorengnya, selalu menyediakan menu ikan kembung bertelur ini bagi para tamunya. Telepon dulu bila Anda ingin membawanya sebagai oleh-oleh. Sangat dianjurkan untuk mencicipi hidangan istimewa ini bersama keluarga di rumah, sambil melestarikan kuliner pusaka Indonesia.

(dev/Odi)

Sumber:http://food.detik.com/read/2011/04/18/114512/1619589/908/kembung-betelok-langka-dari-bangka

No comments:

Post a Comment