share”>
Jakarta -
Mabes Polri meminta seluruh jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pencucian otak ala Negara Islam Indonesia (NII). Polri diimbau jangan cuma meminta kewaspadaan ditingkatkan, tapi juga harus segera menindak NII.
“Polisi harus menyelidiki kalau ada bukti awal. Harus ada pertanggungjawabannya jangan hanya sekedar melempar isu. Korban diambil keterangannya, diculik siapa, disketsa lalu disebar,” kata Anggara Suwahju, peneliti dari Institute for Criminal Justice Reform saat dihubungi detikcom, Jumat (15/4/2011).
“Jangan donk aparat justru menebar rasa takut. Kalau memang ada bukti kuat ada organisasi yang bermaksud mempunyai makar, menculik segala macam, dan sebagainya, buktikan,” tandas Anggara.
Anggara juga belum berfikir isu penculikan untuk menjadi pengikut NII sebagai aksi intelijen. Menurutnya, sejauh ini belum ada bukti kuat, kasus tersebut masih sebatas kasus pidana biasa.
“Ya itu kan merupakan tindak pidana. Mirip dengan penculikan. Saya belum melihat seserius itu (aksi intelijen). Itu kan rumor. Makanya polisi harus bekerja keras. Rumor akan terus berlangsung kalau tidak ditindaklanjuti,” tegas Anggara.
Sebagai institusi yang merambah dari pusat pemerintahan hingga ke tingkat terbawah dengan kekuatan yang ada, Polisi dianggap mampu mengungkap isu NII. Anggara mengandaikan, untuk mengejar Abu Bakar Baasyir dan dan mengadili saja bisa, kenapa untuk NII tidak.
“Jangan sampai tindakannya diskriminatif. Kalau ABB dikejar ini kok nggak,” pungkas Anggara.
Sejumlah kasus pencucian otak ala Negara Islam Indonesia (NII) kian marak akhir-akhir ini. Mabes Polri meminta seluruh jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Kita harapkan semua polda aktif untuk melakukan penyidikan penyelidikan (kasus NII),” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di kantornya, Jl Trunojoyo, Jaksel, Kamis (14/4/2011).
(Ari/nwk)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!
No comments:
Post a Comment