Recent Posts

Monday, April 30, 2012

Pembangunan Gedung Baru DPR Dinilai Hanya Sebuah Drama Memuakkan

share”>

Jakarta -
Kalangan pemantau parlemen melihat sebuah drama memuakkan yang diperankan anggota DPR dalam proyek pembangunan gedung baru. Ada tokoh pro rakyat, ada tokoh yang antirakyat, semua lengkap.

“Betul ini sebuah drama yang memuakkan bagi kita. Pak SBY tampil sebagai sosok pro rakyat dengan seolah-olah minta ditunda. Pada sisi lain Pak Marzuki Alie juga bermain politik karakter yang seolah ngotot menghadapi rakyat. Pemain karakter yang dilakukan satu rumah. Pemain utamanya ketua dewan pembina pemain kedua wakilnya,” keluh direktur Formappi, Sebastian Salang, dalam diskusi Polemik Warung Daun di Cikini, Jakarta, Sabtu (16/4/2011).

Salang mengaku bingung melihat politik pencitraan ditengah sikap arogansi DPR. Drama yang diperankan ini menjadikan rakyat makin kecewa terhadap DPR.

“Anehnya pada saat yang sama Presiden meminta ditunda di sisi lain Marzuki sebagai ketua DPR jalan terus,” keluh Salang.

Salang menuturkan, drama gedung baru DPR juga menyisakan sejuta tanda tanya. Misalnya terkait permainan dibalik tender kontraktor gedung baru DPR.

“Kita harus curiga kepada kengototan anggota DPR membangun gedung baru. Karena kekuasaan itu cenderung korup. Mbok DPR jujur kalau mendapatkan keuntungan dari kontraktor ya jujur saja,” sindirnya.

Selain itu pendapat psikolog UI Hamdi Muluk juga tak jauh berbeda. Panggung drama DPR tak hanya seputar gedung baru DPR. DPR kerap bermuka dua di depan rakyat.

“DPR ini meriah di panggng tapi di belakang kosong. Harusnya politik yang substansif misalnya kemacetan di Merak, wabah ulat bulu, itu politik bergerak cepat membereskan,” kritik psikolog UI, Hamdi Muluk.

Drama yang diperankan anggota DPR dalam meyakinkan rakyat terkait pembangunan gedung baru justru membuat rakyat makin marah. Rupanya DPR sudah melupakan rakyat yang diwakilinya.

“Istilahnya adalah kere munggah mbale, petruk dadi ratu, ini orang kaya baru. DPR sedang mencoba membuat kelas mapan baru dan tidak menghiraukan kritik rkayat,” kritik sosiolog Universitas Sriwijaya, Alfitri.

Kalau DPR tidak mengakhiri drama yang memuakkan ini, maka kepercayaan rakyat kepada DPR akan merosot tajam. “Saya yakin pada tahun 2014 terjadi golput yang lebih besar. Terjadi apatisme yang lebih besar pada masyarakat,” ingat budayawan, Hardi.

(van/ndr)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Sumber:http://www.detiknews.com/read/2011/04/16/114847/1618728/10/pembangunan-gedung-baru-dpr-dinilai-hanya-sebuah-drama-memuakkan

No comments:

Post a Comment