share”>
Jakarta -
Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Akbar Tandjung angkat bicara terkait rencana kepindahan Dede Yusuf ke PD. Menurut Akbar, saat ini memang perilaku pragmatisme dalam politik kian marak.
“Itulah pragmatisme dalam politik. Demokrasi kita belum menunjukkan perkembangan. Pragmatisme, transaksional politik semakin nyata,” ujar Akbar, kepada wartawan di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Jumat (15/4/2011).
Akbar menuturkan, banyak faktor yang membuat kader tak setia dengan partainya. Salah satunya, keinginan untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih tinggi lagi.
“Lebih terbuka kesempatannya untuk meraih kekuasaan sebagaimana terlihat belakangan ini.Tidak hanya di dalam Golkar, partai lain pun merasakan memiliki kader pragmatis,” tutur Akbar.
Karenanya, menurut Akbar, partai harus punya mekanisme untuk mencegah pragmatisme kader yang telah dibesarkan. Caranya dengan melakukan pengkaderan yang efektif.
“Kalau tidak kita akan larut dalam situasi itu. Pengkaderan harus dilakukan dari bawah, kemudian dipilih betul untuk yang akan menduduki posisi-posisi penting tertentu,” tuturnya.
(van/rdf)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!
No comments:
Post a Comment