Recent Posts

Tuesday, February 21, 2012

Makan Mandi Tapi Tidak Basah

Your browser does not support iframes.


mbbhadramoutctt

Foto: Bondan Winarno

Jakarta

Sebagai penggemar masakan Timur Tengah, saya selalu merekomendasikan dua tempat makan kepada teman-teman saya, yaitu: Kamananna di Puncak, dan Hadramout di Manggarai. Kebetulan, keduanya adalah rumah makan yang menyajikan masakan khas Yemen. Sayangnya, sampai sekarang mereka belum menghadirkan ikan bakar tandoori seperti layaknya disajikan oleh kebanyakan restoran di Yemen sana.

Dari segi citarasa, Kamananna sedikit lebih unggul. Tetapi, tempatnya yang di Puncak dan sering macet membuatnya sebagai pilihan yang tidak selalu tepat (baca review tentang resto ini di detikfood).

Siap-siaplah untuk mengalami dining experience khas Arab bila berkunjung ke sini. Semua tamu makan di lantai. Satu porsi besar makanan juga diletakkan di lantai, dan dimakan bersama-sama oleh 2-8 orang. Tidak disediakan sendok dan garpu. Kita semua makan dengan jari seperti di-sunnah-kan oleh Nabi Muhammad saw. Secara ilmiah juga dibuktikan bahwa ketika dipakai untuk makan, jari-jari mengeluarkan enzim yang perlu untuk pencernaan.

Charge ditentukan oleh jumlah orang yang makan. Nasi kebuli dengan kambing panggang untuk dua orang dibandrol Rp 110 ribu. Bila tidak suka kambing, juga tersedia ayam panggang yang dimasak dengan cara dan bumbu yang sama. Kalau delapan orang makan, tinggal dikalikan empat. Semakin banyak yang makan, semakin seru.

Di restoran ini, istilah nasi kebuli memang tidak digunakan. Mereka menyebutnya nasi mandi. Lho, makan nasi kok sambil mandi? Sebetulnya yang disebut mandi adalah cara membakar, yaitu oven dari tanah liat (seperti gentong tandoor di India). Ada lagi cara panggang lain yang disebut madhbi, menghasilkan panggangan yang lebih kering.

Nasi kebulinya berwarna kekuningan, dibuat dari basmati yang bulirnya kecil panjang. Nasi ini dimasak dua kali. Pertama dikukus, dan setelah setengah matang diteruskan memasak sampai matang di dalam oven. Kambing panggangnya dibuat dari kambing muda yang direbus lama dengan bumbu, kemudian dipanggang dalam oven. Super empuk, dan tentu saja mak nyuss! Kuah rebusan kambing disajikan sebagai sup yang disebut maraq (Rp 20 ribu).

Sajian itu disertai beberapa kondimen, yaitu bawang bombay yang dibelah menjadi empat, sambal tomat, dan sambal dari cabe rawit hijau. Sebetulnya, kondimen itu tidak diperlukan, karena masakan yang berbumbu minimalis ini sudah sangat gurih.

Hadramout juga menyediakan berbagai appetizers, seperti sambosa (Rp 20 ribu), fatush salad (Rp 23 ribu), dan humus yang dimakan dengan roti pita (Rp 25 ribu).

Jangan lupa memesan dessert khas Yemen, yaitu kacang almond yang disiram dengan sedikit madu. Sandingannya adalah gahwa(kopi Arab) dengan bumbu kapulaga yang khas. Sungguh istimewa!

Hadramout
Jl. Tambak Raya 16A
Manggarai, Jakarta Pusat
021 3928149

(dev/Odi)

Sumber:http://food.detik.com/read/2011/04/01/113208/1606371/933/makan-mandi-tapi-tidak-basah

No comments:

Post a Comment