Recent Posts

Sunday, May 13, 2012

Bentrok Kebumen Potret Kultur Lama TNI yang Merasa di Atas Hukum

share”>

placeholder


Jakarta -
Bentrokan yang terjadi antara warga dan TNI di Kebumen, Jawa Tengah, dinilai merupakan potret kultur lama TNI. Kultur ‘merasa di atas hukum’ yang tak pernah dikoreksi.

“Itu kan praktik lama tentara yang nggak berubah. Status tanah itu diberikan oleh negara untuk hak pakai untuk latihan tentara tapi disewakan untuk bisnis. Kalau di Kebumen untuk penambangan pasir besi. Ini karena adanya kultur, merasa di atas hukum, sehingga segala sesuatu diselesaikan sendiri,” ujar aktivis senior Koordinator untuk Orang Hilan dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Usman Hamid.

Hal itu disampaikan dia dalam acara menonton film dokumenter ‘Inside Indonesia’s War on Terror’ di Kine Forum, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Senin (18/4/2011).

Seharusnya, jika TNI mendapati warga memasuki daerah mereka, TNI bisa melaporkan pada polisi. Bukan malah dipukuli.

“Itu kultur militer yang masih ada karena tidak pernah dikoreksi,” jelas aktivis mahasiswa tahun 1998 ini.

Di satu sisi, pemerintah juga tidak pernah tegas dalam menyelesaikan sengketa lahan antara rakyat dengan tentara di mana pun. Jadi, sengketa tanah TNI versus warga tidak pernah diselesaikan.

“Yang kedua, akarnya adalah kekebalan hukum. Kalau melakukan kekerasan paling dapat hukuman militer penjara 2-3 bulan. Tidak ada pemecatan, jadi tidak ada efek jera. Itu membuat TNI merasa ‘above the law’,” tegas Usman.

Sementara pengamat politik Yudi Latief mengatakan dalam sejarah Indonesia, korban-korban kekerasan di masa lalu, selalu ada hubungannya dengan tentara atau aparat keamanan. Dan kekerasan di masa lalu ada terorisme bagi masyarakat saat itu.

“Dan dalam sejarah Indonesia ada tali temalinya dengan skenario aparatur keamanan untuk target-target tertentu dalam tujuan-tujuan politik. Film ini juga menunjukkan bagaimana aparat keamanan bermain-main dengan kekerasan. Dan ada tujuan-tujuan politik jangka pendek yang lain,” ujar Yudi menyitir film yang sedang dibahas.

Bentrokan yang terjadi antara warga Desa Setro Jenar, Kecamatan Bulus Pesatren, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4/2011), dengan oknum TNI AD berakibat 4 warga mengalami luka tembak. Keempat warga tersebut langsung dilarikan ke RSUD Kebumen.

Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul melalui siaran pers yang diterima detikcom, Minggu (17/4), menuturkan, lahan yang digunakan Dislitbangad sebagai obyek sengketa telah dikelola TNI AD sejak zaman peninggalan Belanda. Bahkan sejak 1949 lahan tersebut sudah dijadikan lokasi latihan menembak.

(nwk/nrl)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Sumber:http://feedproxy.google.com/~r/detik/BPZW/~3/15jv-SQBxm8/bentrok-kebumen-potret-kultur-lama-tni-yang-merasa-di-atas-hukum

No comments:

Post a Comment