share”>
Foto: dok.detikFinance
Jakarta -
Bank Indonesia (BI) mengimbau perbankan untuk tidak gampang memberikan kartu kredit kepada nasabah. Pasalnya, tidak semua nasabah mempunyai ‘track record’ dan kondisi keuangan yang siap untuk menggunakan kartu kredit.
“Bank harus tingkatkan prudential atau prinsip kehati-hatian karena nasabah itu tidak semua bisa menggunakan kartu kredit. Bank jangan hanya promosi saja,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, S Budi Rochadi ketika ditemui di Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (4/4/2011).
Dijelaskan Budi, bank saat ini tengah gencar-gencarnya mempromosikan dan memasarkan kartu kredit untuk meningkatkan portofolio kreditnya. Hal ini lanjut Budi harus diseimbangkan dengan kondisi keuangan si calon pemakai kartu kredit.
“Walapun premi risiko kartu kredit tinggi tetapi bank harus melihat lebih jauh lagi. Jangan memberikan kartu kreditnya dengan mudahnya. Nanti bank sendiri yang repot nasabahnya tidak bisa bayar,” tuturnya.
Lebih jauh Budi mengharapkan bank harus memberikan edukasi yang lebih lengkap dan terperinci mengenai prinsip kartu kredit. Dari bunga, cicilan serta tagihan harus diberitahukan dengan lengkap kepada nasabah.
Menurutnya, hal tersebut sering sekali tidak diberikan oleh bank. Pasalnya bank menggunakan jasa outsourcing dalam memasarkan kartu kredit.
“Jadi harus terperinci itu nasabah diedukasi. Bank kan pakai outsourcing, nah seharusnya outsourcing-nya juga harus diimbau terlebih dahulu sebelum mencari nasabah baru,” ungkap Budi.
(dru/dnl)
GRATIS! puluhan voucher pulsa! ikuti terus berita dari DetikFinance di Hape-mu.
Ketik REG FIN kirim ke 3845 (khusus pelanggan Indosat Rp.1300/hari)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!
Baca juga :
- BI: Banyak Nasabah Kartu Kredit Bandel
- Nagih Pakai Cara ‘Kasar’, Bank Terancam Turun Peringkat
- Debt Collector Tak Surutkan Niat Punya Kartu Kredit
No comments:
Post a Comment